Sabtu, 19 November 2016

Menentukan Pilihan Hidup


Begitu banyak terbentang pilihan hidup di hadapan kita. Pilihan dalam sekolah, pekerjaan, tempat tinggal, makan, menikmati hoby, termasuk gaya hidup dan prilaku yang akan kita jalani sehari-hari, setiap sisi dalam hidup kita tak lepas dari pilihan-pilihan. Begitulah kehidupan manusia yang diberikan kebebasan untuk memilih dalam hidupnya. Ia diberi kebebasan untuk memilih apakah jadi orang beriman atau kafir (Al-Kahfi: 29).

Alloh SWT telah membekali akal sebagai perangkat untuk menentukan pilihan-pilihan itu. Dengan akal, orang akan dapat memilih yang dapat mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Akan tetapi, seringkali kita tanpa sadar menentukan pilihan-pilihan itu bukan dengan akal sehat kita, tetapi lebih karena pengaruh orang lain, lingkungan, kebiasaan-kebiasaan lama, keterpaksaan, keterlanjuran, meniru kebiasaan yang sedang ngetren dan tentunya pilihan berdasarkan hawa nafsu. Padahal, pilihan yang kita ambil itu akan menentukan nasib hidup kita.

Sudah saatnya untuk kita sadari, bahwa diri kita yang sekarang adalah hasil pilihan-pilihan kita di masa lalu. Apa yang sedang kita pilih sekarang, akan menentukan masa depan kita. Ketika seseorang memilih menghabiskan masa mudanya untuk hura-hura, iseng-iseng, menjalani hoby yang tak ada henti dan manfaat sesungguhnya untuk kehidupannya, maka gambaran masa depan yang akan dia temui tak akan jauh berbeda. Tidak ada setiap pilihan yang kita pilih, melainkan disana ada konsekwensi dan tanggung jawab. Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan baik dan buruknya akan ada pertanggungjawaban (Al-Zalzalah: 7-8), begitu pula ucapan yang keluar dari mulut kita (Qof: 18), begitu pula pendengaran, penglihatan, hati (Al-Isro: 36), begitu pula akal kita (Al-Mulk: 10). Hingga pada saatnya, orang tiba di surga hasil pilihannya, dan orang tiba di neraka hasil pilihannya pula.

Memilih kesulitan yang sebentar untuk kesenangan yang panjang itu lebih baik dari pada memilih kesenangan yang sebentar untuk kesengsaraan yang panjang. Walau bagaimana pun, untuk mendapatkan kesenangan surga perlu perjuangan yang berat di dunia (Al-Baqoroh: 214), terutama perjuangan melawan hawa nafsu, tetapi perjuangan itu sebentar dan tak akan terasa. Justru ia akan berujung keni'matan. So, kita lebih hati-hati lagi dalam memilih pilihan-pilihan untuk hidup kita, dengan menggunakan akal sehat dan petunjuk Alloh (Al-Qur'an dan Hadits) sebagai pedomannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar