Sabtu, 25 November 2017

Pendapat Ibnu Hajar tentang Imam Mahdi



Belakangan ini ada sebagian peneliti hadits yang berkesimpulan bahwa seluruh hadits tentang imam Mahdi adalah dhaif, sehingga tak perlu menjadi satu keyakinan dalam akidah, bahkan tanpa ragu mengatakan mempercayai adanya imam Mahdi adalah suatu kemusyrikan. Astaghfirullah. 

Seharusnya sebelum memvonis seperti itu, perlu dilihat pendapat-pendapat para ulama berkenaan dengan imam Mahdi ini. Jika mayoritas para ulama menetapkan bahwa imam Mahdi adalah suatu bagian dari akidah Ahlus Sunnah, berarti vonis musyrik itu mengenai para ulama tersebut. Tentu pendapat mayoritas para ulama itu tidak sembarangan, tetapi ada dalil yang shahih. Hendaknya jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. 

Syekh Muhammad Hasan bin Ad-Dadaw Asy-Syanqithi, salah seorang ulama Mauritania di zaman ini yang sangat menguasai ilmu-ilmu hadits dan ilmu-ilmu syar’i lainnya mengatakan, berkenaan dengan imam Mahdi ada 1050 hadits, seluruhnya tidak shahih kecuali hanya empat saja, yaitu dalam shahih Bukhari dan Muslim, namun tidak disebutkan namanya secara jelas tentang “seorang imam yang mengimami kaum muslimin saat turunnya Nabi Isa as”, para ulama mensyarah bahwa itulah imam Mahdi, kemudian disebutkan dalam sunan Abu Dawud, Tirmidzi dan lainnya hadits tentang “kalaulah di dunia ini tidak tersisa kecuali satu hari, niscaya akan dipanjangkan sampai keluarnya imam Mahdi yang namanya mirip dengan nama Nabi Muhammad saw”, tentang bahwa “imam Mahdi berasal dari keturunan Fatimah” dan tentang “dibaiatnya imam Mahdi di depan Ka’bah.”   

Berhubung penulis bukanlah ahli hadits, tetapi sebagai orang yang masih terus mempelajari ilmu yang mulia ini, dalam kesempatan ini penulis cukupkan dengan mengutip pendapat Ibnu Hajar –rahimahullah- sang pakar hadits yang tak diragukan lagi penguasaannya terhadap hadits-hadits Rasulullah saw, berkenaan dengan perkara imam Mahdi ini. Ada satu buku yang secara khusus membahas manhaj akidah Ibnu Hajar yang berjudul Manhaj Al-Hafizh Ibni Hajar fil ‘Aqidah min khilali kitab Fathil Bari (Manhaj Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam akidah dari kitab Fathul Bari) yang ditulis oleh Muhammad Ishaq Kandu (Cet. Maktabah Ar-Rusydi Riyadh). Berkenaan dengan Imam Mahdi (hal.1337-1339) dijelaskan,

“Al-Hafizh Ibnu Hajar tidak berbicara tentang masalah Imam Mahdi dan keadaannya sebagai tanda-tanda hari kiamat seperti halnya berbicara tentang tanda-tanda lain, melainkan beliau hanya berisyarat di dalam dua tempat dalam kitab beliau,

Pertama, dalam mensyarah “Bab turunnya Nabi Isa bin Maryam alaihima assalam” ketika berbicara berkenaan dengan hadits Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Bagaimanakah keadaan kalian apabila turun Ibnu Maryam kepada kalian, dan imam kalian dari golongan kalian.” Dimana beliau menyebutkan hadits yang lain untuk menjelaskan makna hadits ini, beliau berkata, “Bagi Ibnu Majah dalam hadits Abu Umamah yang panjang tentang Dajjal, ia berkata, “Dan mereka seluruhnya, yaitu kaum muslimin, berada di Baitul Maqdis dan imam mereka adalah seorang lelaki shaleh telah maju untuk mengimami mereka shalat, ketika Nabi Isa turun, imam itu kembali mundur agar Nabi Isa maju, maka Isa berdiri di antara dua pundaknya, kemudian ia berkata, “Majulah! Sesungguhnya itu adalah hakmu untuk didirikannya shalat.” Ibnu Hajar berkata, “Abul Hasan Al-Khos’i Al-Abidi dalam Manaqib Asy-Syafi’i berkata, “Telah mutawitir kabar-kabar bahwa Al-Mahdi adalah bagian dari umat ini, dan bahwasannya Isa shalat di belakangnya” ia menyebutkan hal itu sebagai bantahan untuk hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah dari Anas, dan di dalamnya dikatakan, “Dan tidak ada Mahdi kecuali Isa.” 

Kedua, dalam syarah “Bab Manaqib Hasan dan Husain radhiyallahu ‘anhuma”  dimana Al-Hafizh berkata tentang orang yang menyebutkan bahwa mereka mirip dengan Rasulullah saw, ia menyebutkan di antaranya adalah imam Mahdi. Ia berkata, “Al-Mahdi yang akan keluar di akhir zaman, datang bahwa ia itu mirip (dengan Rasulullah saw), namanya mirip dengan nama Rasul, dan nama ayahnya mirip dengan nama ayah Rasul saw. 

Ini yang aku temui dari perkataan Al-Hafizh ibnu Hajar tentang perkara Al-Mahdi, dan nampaklah darinya bahwa Al-Hafizh menetapkan keluarnya Al-Mahdi di akhir zaman, sebagaimana ia adalah akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. As-Safarini berkata, “Sungguh telah banyak perkataan tentang Al-Mahdi sampai dikatakan, “tidak ada Al-Mahdi kecuali Isa”, dan yang benar adalah apa yang diyakini oleh Ahli Haq bahwa Al-Mahdi itu bukanlah Nabi Isa as, dan bahwa ia akan keluar sebelum turunnya Nabi Isa as. Sungguh telah banyak riwayat-riwayat tentang keluarnya hingga sampai pada derajat mutawatir ma’nawi, dan hal itu tersebar di antara para ulama Sunnah, hingga dihitung sebagai akidah mereka.” 

(M. Atim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar