Kamis, 20 Oktober 2016

Siapakah mau jadi pejuang akhirat?



@Muh_Atim

Tiba-tiba saja muncul "gerombolan" dari tanah gersang. Disangkanya mereka anjing-anjing kelaparan yang hendak memangsa dunia. "Kirimkan saja harta ini, kayaknya mereka sedang lapar", begitu pinta seorang pemimpin Romawi kepada prajuritnya. Dengan angkuhnya atas kekuasaan dan kekayaan yang mereka miliki, menganggap gerombolan itu bisa diselesaikan dengan harta. Namun ternyata, gerombolan itu menolaknya dengan tegas. Siapakah gerombolan itu?

Gerombolan itu adalah manusia-manusia beriman yang telah mendapatkan tarbiyah dari Rasulullah saw. Munculnya para panglima dan prajurit serta para ahli dalam berbagai bidang kehidupan yang hebat dari padang pasir yang tak dilirik sebelumnya, bak air hujan yang deras, yang hendak menyegarkan seluruh pelosok bumi. Mereka membawa agama yang suci, yang hendak meninggikan derajat manusia.

Mereka adalah para pejuang akhirat. Ketika dua negara adidaya, Romawi dan Persia bertanya-tanya tentang misi mereka. Dari mulai panglima tertinggi, pemimpin pasukan hingga prajurit, memiliki jawaban yang sama. Mereka diutus Alloh semata-mata untuk :
"Mengeluarkan manusia dari penghambaan kepada sesama makhluk menuju penghambaan kepada Sang Khaliq, dari sempitnya dunia kepada keluasan dunia dan akhirat, dari kezhaliman agama-agama kepada adilnya Islam".

Salah jika mengukur para pejuang akhirat ini dengan kepentingan-kepentingan duniawi, mendapat bayaran, jabatan, kemapanan hidup. Jikapun dunia telah tunduk -dan memang telah tunduk- mereka tetap memilih jalan hidup sederhana, jalan hidup zuhud. Karena bagi mereka apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan kekal. Rasulullah saw menangis ketika banyak harta dibawa dari Bahrain. Umar pun menangis ketika banyak harta dibawa ketika Persia ditaklukkan. Khawatir orang Islam tertipu oleh harta.

Rasulullah saw lebih memilih tinggal di rumah yang sempit dan tidur beralaskan tikar kasar yang membekas di punggung beliau. Umar menangis melihatnya. "Para raja Romawi dan Persia hidup enak di istana mereka, Engkau ini utusan Alloh lebih mulia dari mereka, mengapa seperti ini?" Rasul menjawab, "Wahai Umar, tidakkah engkau ridho, biarkan bagi mereka dunia dan bagi kita akhirat!"
Salah jika menganggap mereka itu haus pada dunia. Tak ada lagi tempat dalam diri mereka untuk dunia kecuali sedikit, sebatas kebutuhan saja yang tidak membuat mereka meminta-minta. Mereka telah menjual diri dan harta mereka untuk surga. Bahkan salah satu prajurit Romawi yang menjadi tahanan pun bersaksi, "Mereka adalah rahib (ahli ibadah) di malam hari dan para ksatria di siang hari".

Para pejuang akhirat itu terus berusaha menegakkan agama Allah. Menyuarakan keadilan. Mensosialisasikan sistem Islam yang bersumber dari hukum Alloh. Al-Qur'an dan Hadits selalu jadi panduan bagi setiap pemikiran dan pergerakan.

Hari ini banyak para pejuang dunia. Ada pejuang komunisme, pejuang liberalisme, pejuang kapitalisme, pejuang hawa nafsu dunia, pejuang kekafiran dan kesesatan, pejuang popularitas, pejuang yang penting dapat untung (uang).

Tidakkah kita mau memilih menjadi pejuang akhirat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar