Rabu, 19 Oktober 2016

Kita awali dengan niat


@Muh_Atim



Seri Tadabur Hadits 1

Imam Bukhori berkata dalam shohihnya : Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidiy Abdullah bin Az-Zubair, ia berkata : telah menceritakan kepada kami Sufyan (bin Uyainah), ia berkata : telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al-Anshori, ia berkata : telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ibrahim At-Taimiy bahwa ia mendengar Alqomah bin Waqqosh Al-Laitsi berkata : aku mendengar Umar bin Khattab di atas mimbar berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan. Maka siapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin ia dapatkan atau kepada perempuan yang yang hendak dia nikahi, maka hasil hijrahnya itu sesuai dengan apa yang ia tuju"
Hadits dengan sanad dan redaksi di atas terdapat dalam kitab permulaan wahyu, hadits nomor 1.
Hadits ini sebagai khutbah pembukaan bagi Imam Bukhori, ia mengingatkan dirinya tentang niat dalam penyusunan kitabnya. Ia berharap semata-mata untuk Alloh dan demi menjaga sunnah Rasul-Nya. Untuk itu ia ringkas dengan menghilangkan lafaz "Maka siapa yang hijrahnya kepada Alloh dan Rasul-Nya maka hasil hijrahnya itu sesuai hijrahnya kepada Alloh dan Rasul-Nya". Karena itu yang ia harapkan. Dan langsung kepada peringatan dari hijrah kepada dunia, dan yang dikhususkan darinya : wanita. Karena menurutnya, boleh meriwayatkan hadits dengan meringkas dan maknanya.

Kaitannya dengan permulaan wahyu : sanad yang disebutkan di atas adalah orang Makkah dan Quraisy, menunjukkan wahyu pertama turun di Makkah dan di tengah bangsa Quraisy. Bermula dari niat dalam diri Muhammad untuk menjaga diri dan mencari solusi bagi keterpurukan bangsanya yang jahiliyah, lalu berhijrah dari kehidupan kejahiliyahan, meninggalkan rumahnya menuju gua Hiro, maka Alloh memilihnya menjadi Rasul sebagai balasan bagi niatnya.

Niat itu sangat penting karena ia sepertiga dari Islam, karena Islam diamalkan oleh tiga hal: hati, lisan dan anggota badan. Dan hati itu dipenuhi oleh niat. Dan ia yang paling utama.

Amalan (maksudnya amal syariat) sah dan sempurnanya disebabkan oleh niat. Jika suatu amal tidak diniatkan ikhlas karena Allah tentu ia menjadi tidak sah dan tertolak. Maka ikhlas itu hukumnya wajib dalam setiap amal sholeh. Niat juga berfungsi sebagai pembeda suatu amal ibadah dengan amal kebiasaan ('adah), begitu pula sebagai pembeda dari satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya. Ketika kita sholat dua rakaat, apakah ia sholat subuh atau sholat rawatib atau sholat tahiyatul masjid, tergantung kepada niatnya. Ketika kita duduk di dalam masjid, jika niatnya hanya sebatas istirahat tentu tidak akan berpahala, tetapi jika kita niatkan beri'tikaf, bertaqorub kepada Alloh, menunggu waktu sholat, apalagi kita barengi dengan dzikir, tentu ada pahala yang kita dapat. Dan pahala itu bisa bertingkat sesuai tingkatan niat kita.

Niat itu pada asalnya adalah maksud yang ada dalam hati kita ketika hendak atau sedang melakukan sesuatu, tetapi makna lebihnya ia memancarkan azam, tekad yang kuat. Maka, seperti apa kualitas sebuah amal yang kita lakukan dari segi semangat dan caranya adalah seberapa kuat niat yang tertanam dalam hati kita.

Jadi, seperti apa pun amal kebaikan yang ingin kita lakukan pada hari ini, besar ataupun kecil, jika niat kita benar dan kuat, ia menjadi bernilai besar di sisi Alloh, dan akhirnya Alloh akan memberi balasan sesuai niat kita itu.

*Sebersit makna bersama kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-'Asqolani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar