Selasa, 18 Oktober 2016

Siapakah komandan anda?

Oleh Muhammad Atim

Menghadapi kehidupan yang rumit ini, manusia tidak dibiarkan kebingungan dengan keterbatasan akalnya. Alloh menurunkan wahyu sebagai petunjuk. Dengan jaminan, siapa yang mengikuti petunjuk itu, akan mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan.

Bagi orang beriman, wahyu itu menjadi komandan dalam hidupnya. Al-Qur'an merangkaikan konsep, Rosul mencontohkan dan menjabarkan. Jadilah ia petunjuk yang sempurna dan lengkap, yang siap dijalankan oleh orang yang beriman.

Komando wahyu itu telah dijalankan oleh para sahabat dan orang yang mengikuti setelahnya dalam setiap aktifitas hidup mereka. Baik itu aktifitas ritual ibadah, akhlaq, keluarga, pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, militer, pemerintahan, politik, dan tak ada satu aspek kehidupan pun yang tidak dikomandoi oleh wahyu.

Mereka tak berani mendahulukan pemikiran mereka dari wahyu apalagi menentangnya, mereka selalu ingat, "Wahai orang-orang beriman! Janganlah kalian mendahului Alloh dan Rasul-Nya". (QS. Al-Hujurot : 1). Mereka selalu tunduk dan patuh kepadanya, karena itulah makna dari Islam yang berarti tunduk patuh dan berserah diri secara total. "Tidak layak bagi orang beriman laki-laki dan perempuan apabila Alloh dan Rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara, mereka memiliki pilihan dalam urusan mereka" (QS. Al-Ahzab : 36).

Wahyu itu dijadikan komando baik yang disebutkan secara jelas (shorih) maupun yang dipahami melalui ijtihad, tak ada seorang alim pun yang menentang perkara yang shorih seperti kewajiban sholat lima waktu dan keharaman memilih pemimpin kafir. Dalam hal ijtihad, bisa saja mereka berbeda, tetapi semua dalam rangka komitmen kepada wahyu. Bahkan mereka mengikuti komando wahyu dalam hal-hal yang tersembunyi melalui isyarat-isyarat yang terdapat di dalamnya, seperti Ibnu Abbas memahami dekatnya ajal Rosul melalui isyarat turunnya surat An-Nashr. Dan itu semua bisa dilakukan dengan cara menTADABURInya.

Di zaman ini begitu miris ketika komando orang beriman itu dikurung dalam ruang yang sangat sempit, kemana-mana kita dipaksa jangan bawa-bawa agama, jangan bawa-bawa Al-Qur'an-Hadits. Jadilah hawa nafsu menjadi komando, orang-orang kafir berduit menjadi komandan. Teori-teori dan pemikiran manusia dijunjung tinggi, wahyu pun dikesampingkan, alih-alih mentadaburinya, ia dilirik hanya kalau wahyu itu dianggap membenarkan teori pemikiran manusia yang dijunjung tinggi itu. Betapa tidak beradabnya kita kepada Alloh dan Rasul-Nya.

Padahal bangkitnya umat ini ketika kembali kepada petunjuk wahyu. Bukalah mata kita bahwa Al-Qur'an ini mu'jizat, sumber ilmu yang dapat menjawab setiap permasalahan dan mengkomandoi setiap pergerakan. Peradaban kita akan maju jika komando segala ilmu dan amal kita adalah wahyu. Pemahaman sejarah kita telah jauh melenceng dari komando wahyu, aktifitas berekonomi kita telah jauh melenceng dari komando wahyu, praktek pendidikan kita juga begitu, belum lagi politik dan yang lainnya.

"Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka baginya kehidupan yang sempit, dan Kami membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thoha : 124).

Contoh sederhananya, kalau anda mengajar ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, matematika, atau apapun dahulukanlah petunjuk wahyu dalam ilmu yang anda sampaikan, ia menjadi komando dalam setiap ilmu yang anda ajarkan. Bukankah Al-Jazari menemukan mesin penggerak hasil dari mentadaburi ayat "Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup" (Al-Anbiya : 30), begitu pula Ibnu Haitsam membuat teori penglihatan dari ayat, "Dan tidaklah sama antara kegelapan dan cahaya" (Fathir : 20). Bahkan As-Suyuthi menghimpun ilmu-ilmu yang diistinbat dari ayat Al-Qur'an dalam kitab ulumul qur'annya.

Di zaman ini pun, ada Dr. Jamil Al-Qudsi yang menemukan teori nutrisi keseimbangan setelah mengkaji Al-Qur'an, begitu pula Syekh Az-Zindani yang menemukan obat aids dari pentadaburannya terhadap Al-Qur'an dan hadits.

 Jika kita tetap berpaling dari komando wahyu ini, berapa yang tersisa dari makna keislaman kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar