Jumat, 04 November 2016

Energi Al-Maidah 51



Muhammad Atim

Betapa dahsyatnya ayat ini. Membangunkan kesadaran muslim bahwa mereka memiliki sesuatu yang paling berharga melebihi harta, keluarga, bahkan diri mereka sendiri. Ketika satu ayat ini saja dilecehkan oleh sang durjana Ahok, dianggap sebagai alat untuk membohongi umat Islam agar tidak memilih dirinya, dan para penyampainya dari para ulama, ustadz dan siapapun yang punya kesadaran berda'wah disebut sebagai para pembohong, padahal ia masih menjabat sebagai gubernur DKI. MUI sebagai representasi ulama Indonesia memfatwakan pelecehan ini. Namun MUI disepelekan bahkan dilecehkan dan nyaris dibubarkan. Umat pun bangkit membela Al-Qur'an dan ulama.

Tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin adalah sesuatu yang qoth'i dalam Islam. Artinya tidak bisa dirubah dan ditafsirkan lain. Dan ayat Al-Qur'an ini suci tidak bisa dibiarkan para pelecehnya. Jutaan umat Islam pun bertamu ke istana menuntut hukum dan adili Ahok yang tak kunjung diproses serta terkesan dilindungi dan dijaga, namun sang presiden enggan bertemu. Mengabaikan jutaan rakyatnya sendiri. Bahkan para ulama dan umat Islam yang melakukan aksi damai dan bermartabat ini harus dilukai oleh tembakan gas air mata dari polisi, yang dipicu oleh para provokator yang menyusup. Namun keganjilannya, mengapa justru tembakan diarahkan kepada ulama dan peserta aksi bukan fokus melerai para perusuh? Hingga insiden ini menimbulkan korban jiwa dari peserta aksi, semoga mereka syahid. Aksi ini terjadi tanggal 4-11 yang jika digabungkan membentuk kata "Lillah" dalam bahasa Arab yang berarti untuk Alloh. Ini menjadi isyarat kuat bahwa aksi ini murni untuk membela agama Alloh bahkan yang menggerakkan dan mendanai pun semata-mata datang dari Alloh. Tidak ada bayaran dari partai politik atau siapapun untuk kepentingan pribadi.

Presiden meski ia menyatakan akan memproses hukum ahok, tetapi ia bersikap tendensius menyalahkan para pendemo. Kabarnya Senin ahok akan ditetapkan sebagai tersangka. MPR akan mengawalnya hingga 2-3 minggu. Umat Islam tetap bersabar dan menganggap ini sebagai kemenangan. Namun jika dibohongi lagi umat akan kembali turun untuk berjihad melawan kezhaliman ini.

Lihat dan rasakanlah, betapa dahsyatnya satu ayat ini yang membangkitkan gelora umat Islam. Ini adalah energi yang kuat yang dapat mengawal dan menuntun muslimin. Maka inilah saatnya untuk kembali kepada Al-Qur'an. Ia adalah panduan dan hukum sejati umat Islam. Teruslah rasakan energi demi energi dari ayat-ayat Al-Qur'an untuk membangkitkan umat, agar berjuang dan raih kemenangan. Hingga tegaknya Al-Qur'an dan Sunnah di negeri kita tercinta ini.

Orang-orang berhaluan liberal, kapitalis dan komunis tidak akan paham perjuangan ini. Mereka akan menuduh primitif, sara, radikal dan teroris jika kita berjuang menegakkan syariat Islam, satu-satunya hukum yang adil, dengan makna adil yang sebenar-benarnya. Mereka terus berusaha menjegal Islam ditegakkan dengan berbagai macam cara. Dibenturkanlah dengan Pancasila dan kebhinekaan padahal sejak awal dibangun ia tidak bertentangan. Islam ada ruang di negeri ini dan memang berhak, karena pemeluknya adalah mayoritas dan pejuang kemerdekaan negeri ini adalah para ulama dan mujahid Islam. Jadi kalau Islam ditegakkan dengan dasar Al-Qur'an dan Sunnah negeri ini akan damai, maju dan sejahtera kenapa harus dihalangi? Sudah menjadi bukti sejarah bahwa banyak non-muslim yang hidup damai di bawah pemerintahan Islam.

Kalangan liberalis, kapitalis dan komunis ini selalu melarang Islam bicara politik, Islam mengurusi negara, sedangkan mereka begitu bebas saja bicara politik dan segala hal, bebas saja merusak negara. Ini sebuah ketidakadilan dan kepicikan mereka. Bahkan mereka sering mencibir nilai-nilai dan simbol-simbol Islam, mestinya kita juga bangkit melawan mereka. Yang disayangkan mereka beragama Islam yang telah tercekoki pemikiran mereka, dan kita jangan ragu mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang munafik, sepanjang mereka tidak bertaubat.

 Perjuangan ini harus kita teruskan agar Islam bisa memberikan keadilan dan kedamaian di negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar