Ketika Abu Bakar dan Umar ra berselisih tentang siapa yang menjadi pemimpin
Bani Tamim, dengan tidak menyerahkan urusan tersebut kepada Rasulullah saw, itu
adalah suatu kesalahan karena terburu-buru memberi keputusan, sebelum Allah dan
rasul-Nya yang memberi keputusan, diibaratkan seperti mendahului ataupun
melangkahi Allah dan rasul-Nya.
Maka turunlah ayat memberi teguran, sekaligus menjadi prinsip yang mesti
dipegangteguh oleh masyarakat muslim,
"Wahai orang-orang beriman! Janganlah kalian mendahului Allah dan
rasul-Nya, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar,
Maha Mengetahui" (QS. Al-Hujurot : 1)
Maka seluruh aspek kehidupan masyarakat muslim selalu dipimpin oleh
petunjuk Allah dan rasul-Nya yang tertuang di dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Tidak
terburu-buru membuat keputusan, menetapkan hukum, berbicara, bertindak,
mengambil pilihan, sebelum menggali terlebih dahulu petunjuknya dari kedua
sumber tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Mu'adz bin Jabal ra ketika diutus oleh
Rasulullah saw menjadi hakim (qadhi) di Yaman. Rasulullah saw bertanya,
"Dengan apa engkau menetapkan hukum"? Ia menjawab, "dengan kitab
Allah". Beliau bertanya lagi, "jika tidak engkau temukan?" Ia
menjawab, "dengan Sunnah Rasulullah saw" Beliau bertanya lagi,
"jika tidak engkau temukan?" Ia menjawab, "aku akan berijtihad
dengan pikiranku". Maka Rasulullah saw menepuk dadanya seraya berkata,
"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufiq kepada utusannya
utusan Allah, dengan apa yang membuat ridho utusan Allah (Rasulullah)."
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Al-Qur'an dan Sunnah harus menjadi panglima bagi masyarakat muslim yang
memberikan arahan dalam seluruh bidang kehidupannya. Baik dalam ibadah mahdoh,
muamalah, ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, budaya, militer,
termasuk hukum yang diberlakukan, karena tidak ada satu keadaan pun kecuali ada
hukum Allah yang berkaitan dengannya baik yang tampak jelas ataupun yang dapat
disingkap melalui ijtihad para ulama, dan seluruh aktifitas apapun yang
dilakukan oleh manusia di atas muka bumi ini.
Inilah prinsip masyarakat muslim yang sebenar-benarnya. Mereka tidak
membanggakan diri dengan segudang ide dan ilmu pengetahuan hasil pemikiran
mereka dengan mengesampingkan petunjuk Allah dan rasul-Nya. Akal mereka selalu
digunakan untuk mentadaburi Al-Qur'an dan Sunnah, mengikuti petunjuk-petunjuk
yang diraih dari keduanya, mengembangkan ide dan pemikiran semata-mata untuk
berkhidmat pada keduanya, mengaplikasikan dan menegakkannya dalam kehidupan.
Wallahu A'lam.
(M. Atim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar