Jumat, 02 September 2016

Kiamat pengubah kedudukan duniawi



Menggali petunjuk QS. Al-Waqi’ah
Oleh : Muhammad Atim

Tak dapat disangkal lagi bahwa hidup di dunia ini adalah ujian. Di antara ujiannya adalah Allah SWT memberikan takdir yang berbeda-beda, ada yang kaya, ada pula yang miskin, ada penguasa, ada rakyat, ada yang memiliki rupa yang menawan, dan ada yang kurang menawan. Dalam memilih sikap hidup pun bermacam-macam, ada yang sombong, ada yang rendah hati, ada yang taat, ada yang maksiat, ada yang beriman, dan ada pula yang kafir. Semuanya berjalan di atas takdir yang telah digariskan oleh Allah. Meskipun pada saat bersamaan, manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan melakukan usahanya pada perkara-perkara takdir yang memang dapat dipilih.
Perbedaan kondisi dan kedudukan manusia, untungnya bukanlah suatu ukuran yang dinilai oleh Allah. Setiap manusia dari latar belakang apapun berkesempatan untuk menjadi mulia, asalkan ia mau membersihkan hatinya, melakukan amal shaleh dan bersungguh-sungguh untuk bertakwa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk fisik dan harta kalian, tetapi melihat kepada hati dan amal kalian.” (Muttafaq ‘Alaih).  
Kedudukan di dunia ini hanyalah sementara saja. Tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kedudukan di akhirat. Suatu ketika Rosulullah saw melewati seonggok bangkai anak kambing yang telinganya kecil karena cacat, yang tentu beraroma bau dan menjijikan. Beliau menawarkannya kepada para sahabat, mereka menjawab bahwa jangankan membelinya, diberi pun mereka tidak mau. Lalu beliau bersabda, “Demi Allah, dunia ini bagi kalian lebih hina di sisi Allah daripada ini.”[1] Beliau juga menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini dalam pandangan Allah tidak lebih berharga dari satu sayap nyamuk. Jika keadaannya seperti itu, mengapa orang berani berbuat sombong dengan yang dimilikinya? Mengapa banyak orang menghabiskan waktunya untuk mengejar kedudukan di dunia? Dan melupakan bagaimana nasib kedudukannya di akhirat.
Materi selengkapnya silahkan baca atau download di sini 
Dan ikuti audio kajiannya di sini


[1] Selengkapnya lihat hadits ini di Riyadhush Shalihin bab keutamaan zuhud di dunia no.464, HR. Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar