Menggali
petunjuk QS. Al-Waqi’ah
Oleh : Muhammad Atim
Tak dapat
disangkal lagi bahwa hidup di dunia ini adalah ujian. Di antara ujiannya adalah
Allah SWT memberikan takdir yang berbeda-beda, ada yang kaya, ada pula yang
miskin, ada penguasa, ada rakyat, ada yang memiliki rupa yang menawan, dan ada
yang kurang menawan. Dalam memilih sikap hidup pun bermacam-macam, ada yang
sombong, ada yang rendah hati, ada yang taat, ada yang maksiat, ada yang
beriman, dan ada pula yang kafir. Semuanya berjalan di atas takdir yang telah
digariskan oleh Allah. Meskipun pada saat bersamaan, manusia diberikan
kebebasan untuk memilih dan melakukan usahanya pada perkara-perkara takdir yang
memang dapat dipilih.
Perbedaan
kondisi dan kedudukan manusia, untungnya bukanlah suatu ukuran yang dinilai
oleh Allah. Setiap manusia dari latar belakang apapun berkesempatan untuk
menjadi mulia, asalkan ia mau membersihkan hatinya, melakukan amal shaleh dan
bersungguh-sungguh untuk bertakwa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk
fisik dan harta kalian, tetapi melihat kepada hati dan amal kalian.”
(Muttafaq ‘Alaih).
Kedudukan di
dunia ini hanyalah sementara saja. Tak ada apa-apanya dibandingkan dengan
kedudukan di akhirat. Suatu ketika Rosulullah saw melewati seonggok bangkai anak
kambing yang telinganya kecil karena cacat, yang tentu beraroma bau dan
menjijikan. Beliau menawarkannya kepada para sahabat, mereka menjawab bahwa
jangankan membelinya, diberi pun mereka tidak mau. Lalu beliau bersabda, “Demi
Allah, dunia ini bagi kalian lebih hina di sisi Allah daripada ini.”[1]
Beliau juga menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini dalam pandangan Allah
tidak lebih berharga dari satu sayap nyamuk. Jika keadaannya seperti itu,
mengapa orang berani berbuat sombong dengan yang dimilikinya? Mengapa banyak
orang menghabiskan waktunya untuk mengejar kedudukan di dunia? Dan melupakan
bagaimana nasib kedudukannya di akhirat.
Materi selengkapnya silahkan baca atau download di sini
Dan ikuti audio kajiannya di sini
[1] Selengkapnya lihat hadits ini di Riyadhush
Shalihin bab keutamaan zuhud di dunia no.464, HR. Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar