@muh_atim
Kondisi sulit
yang dihadapi umat Islam saat ini, jangan membuat kita putus harapan.
Allah SWT menyiapkan dua kemudahan untuk satu kesulitan. "Fainna ma'al
'usri yusro. Inna ma'al 'usri yusro." Kita perlu menumbuhkan terus
gelombang semangat, meski di tengah terpaan badai yang dahsyat. Justru
di sebalik terpaan demi terpaan yang dahsyat, ada kemenangan yang dekat,
jika kita mampu menjalaninya. Jalan surga itu tak pernah sepi dari
terpaan kesulitan, penderitaan, goncangan, sampai dipuncak ujian, ketika
dari lisan Rasul dan orang-orang beriman keluar perkataan, "kapankah
tiba pertolongan Allah?" Justru saat itulah Allah menegaskan,
"ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat!" (Lihat QS.
Al-Baqarah : 204).
Rasulullah saw mesti selalu menjadi muara
keteladanan. Jejak hidupnya tak boleh lengah untuk menjadi panduan yang
ditapaki. Ujian yang dihadapinya dan para sahabatnya, mesti menjadi
cermin bagi kita, bahwa apa yang kita alami saat ini, belum seberapa
dibanding mereka.
Jika hari ini, hak-hak kita ditekan, aspirasi
kita dibungkam, kejujuran kita didustakan, kedustaan mereka dijujurkan,
penistaan mereka yang menyayat hati kita dianggap biasa, sedangkan
kritik kita yang proporsional dianggap penistaan yang dengan mudah
mereka kriminalkan, memang begitulah kondisi umat Islam di bawah
kekuasaan musuh, di sepanjang sejarah. Tapi tak seperti itu, jika mereka
di bawah kekuasaan Islam. Inilah yang membedakan derajat umat Islam di
banding umat lainnya, selalu bersikap adil kepada siapapun. Makanya umat
Islam menjadi saksi bagi umat lain di akhirat kelak karena selalu
menegakkan keadilan.
Tak perlu risau kita dianggap berbuat makar
oleh mereka, karena sesungguhnya merekalah yang selalu berbuat makar.
"Ingatlah -kata Allah- ketika orang-orang kafir senantiasa berbuat MAKAR
terhadapmu (Rasulullah, termasuk juga umatnya), agar mereka
MEMENJARAKANMU, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka berbuat makar,
dan Allah membalas makar mereka. Allah sebaik-baik pembalas makar." (QS.
Al-Anfal : 30).
Maka, kita tak boleh berhenti berharap dengan
terus menjalani petunjuk Allah, agar kemenangan itu dapat kita raih.
Boleh saja ada yang gugur dalam perjuangan ini, karena sesungguhnya
Allah berkehendak mengambilnya sebagai syuhada. Kita mesti meyakini
kaidah "gugur satu tumbuh seribu", karena sejak awal risalah Islam ini
diserukan, bukankah jumlah pemeluknya terus bertambah? Allah berkuasa
mendatangkan para tentara-Nya silih berganti, sambung menyambung dalam
perjuangan. Karena perjuangan ini bukan tentang siapa di antara
makhluk-Nya, tetapi tentang kebenaran yang tak pernah bisa dikaburkan.
Sepayah apapun mereka mengaburkan kebenaran, tetaplah kebenaran itu
terang benderang, yang malamnya saja bagaikan siang, di mata orang-orang
beriman. Dan untuk Sang Maha Hidup, Pemberi pertolongan dan Pelindung
sejati, yang membuat perjuangan ini selalu hidup, siapapun pelaku
perjuangan tersebut dan kapanpun masanya. Karena dengan mengenali
kebenaran, kita akan mengenal para pengembannya, bukan sebaliknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar