Petunjuk Rasulullah ﷺ dalam Ibadah
Kajian Fiqih Pilihan dari Ringkasan Zadul Ma'ad
Petunjuk Rasulullah ﷺ Setelah Selesai Shalat
Apabila Rasulullah ﷺ salam dari shalat beliau beristigfar tiga
kali dan membaca,
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ
تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Ya Allah, Engkaulah sumber keselamatan, dari Engkaulah datangnya
keselamatan. Maha berkah Engkau wahai yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.”[1]
Beliau tidak tetap dalam keadaan menghadap kiblat kecuali seukuran bacaan
yang beliau baca tersebut, tetapi beliau segera berbalik arah kepada para
ma’mum. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku melihat Rasulullah
ﷺ berpaling dari kirinya”, diriwayatkan oleh
dua kitab hadits shahih.[2]
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata : “Dari kanannya”, diriwayatkan oleh Muslim.[3]
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku melihat beliau
berpaling dari kanan dan dari kiri dalam shalat.”[4] Kemudian
beliau menghadap kepada para ma’mum dengan wajah beliau dan beliau tidak
mengkhususkan suatu arah tertentu dari arah yang lain.
Apabila beliau telah melaksanakan shalat shubuh, beliau duduk di tempat
shalat beliau sampai terbit matahari.[5]
Beliau mendorong umatnya pada setiap selesai shalat untuk membaca,
سُبْحَانَ اللهِ ٣٣ x
“Maha Suci Allah”
الحَمْدُ لِلَّهِ ٣٣ x
“Segala puji bagi Allah”
اللهُ أَكْبَرُ ٣٣ x
“Allah Maha Besar”
Beliau menggenapkan bilangan bacaan di atas menjadi 100 dengan bacaan,
لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah
kerajaan dan milik-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”[6]
Ibnu Hibban menyebutkan dalam shahihnya bahwa Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk membacanya 10 kali, khususnya setelah
shalat shubuh dan maghrib.[7]
Bacaan di atas juga diiringi dengan bacaan,
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ
لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Ya Allah! Tiada yang dapat menghalangi apa-apa yang Engkau berikan dan
tiada pula yang dapat memberi apa-apa yang Engkau halangi dan tidak akan
bermanfaat kedudukan orang yang punya kedudukan (di dunia) ketika menghadapi
siksaan-Mu.”[8]
Beliau juga membaca,
لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لَا حَوْلَ وَلَا
قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ
لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Tiada tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah
kerajaan dan milik-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tiada tuhan
selain Allah, kita tidak menyembah melainkan hanya kepada-Nya. Bagi-Nya,
ni’mat, anugrah dan pujian yang baik. Tidak ada tuhan selain Allah, dengan
memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir membencinya.”[9]
Abu Dawud menyebutkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah ﷺ apabila salam dari shalat beliau berdoa,
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ
وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ
مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah! Ampunilah aku apa yang telah aku lakukan dan apa yang tidak aku
lakukan, apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku lakukan dengan
terang-terangan, apa yang aku berlebihan, dan apa yang Engkau lebih tahu
terhadapnya daripada aku, Engkaulah Yang Memulai dan Engkaulah Yang Mengakhiri,
tiada tuhan selain Engkau.”[10]
Abu Hatim dalam shahihnya menyebutkan bahwa Nabi ﷺ ketika selesai
shalat beliau berdoa,
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي جَعَلْتَهُ عِصْمَةَ
أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي جَعَلْتَ فِيْهَا مَعَاشِي،
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوْذُ بِعَفْوِكَ مِنْ
نَقْمَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Ya Allah! Perbaikilah untukku agamaku yang Engkau jadikan ia sebagai
pegangan urusanku, dan perbaikilah untukku duniaku yang Engkau jadikan padanya
kehidupanku. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari
kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung
kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Tiada yang dapat menghalangi apa-apa yang Engkau
berikan dan tiada pula yang dapat memberi apa-apa yang Engkau halangi dan tidak
akan bermanfaat kedudukan orang yang punya kedudukan (di dunia) ketika
menghadapi siksaan-Mu.”[11]
Rasulullah ﷺ berwasiat kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu
‘anhu agar jangan meninggalkan untuk membaca setiap selesai shalat,
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ
عِبَادَتِكَ
“Ya Allah! Bantulah aku untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, bersyukur
kepada-Mu dan membaguskan ibadahku kepada-Mu.”[12]
Beliau juga menganjurkan untuk membaca ayat kursi[13] dan
surat-surat untuk memohon perlindungan (al-mu’awwidzat), yaitu Al-Ikhlas,
Al-Falaq dan An-Naas.[14]
[1] HR. Muslim no. 591
[2] HR. Bukhari no. 852, Muslim no. 707
[3] HR. Muslim no. 708
[4] HR. HR. Ibnu Majah no. 931
[5] HR. Muslim no. 670
[6] HR. Muslim no. 597
[7] HR. Ibnu Hibban no.2023
[8] HR. Bukhari no. 488, Muslim no. 593
[9] HR. Muslim no. 594
[10] HR. Abu Dawud no.1509
[11] HR. Ibnu Hibban no.2024
[12] HR. Abu Dawud no. 1522, Nasai 3/53
[13] HR. Thabrani 3/83
[14] HR. Abu Dawud no. 1523, Tirmidzi no. 2905,
Nasai 3/68
Tidak ada komentar:
Posting Komentar