Kamis, 24 September 2020

Sistem Keluarga Yang Sangat Menakjubkan

 


وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).

Sahabat sekalian, mari kita perhatikan ayat ini. Ayat ini berbicara tentang penciptaan manusia yang berpasangan. Pasangan tersebut menjadi awal terbentuknya satu sistem keluarga dalam kehidupan manusia. Satu sistem, yang jika kita tafakuri, merupakan hal yang sangat menakjubkan.

Ayat ini diawali dengan, "dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya", lalu diakhiri dengan "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". Kalau Allah sebut sesuatu sebagai ayat (tanda kekuasaan), menunjukkan sesuatu itu tidak biasa, tidak sederhana. Tetapi mengandung kehebatan dan keistimewaan yang luar biasa. Kuat sekali penegasan Allah dalam ayat ini, penyebutan sebagai ayat pada bagian awal dan akhir yang mengapit pernyataan ini, bahwa sistem hidup manusia yang berpasangan dan tatanan keluarga adalah hal yang sangat ajaib. Bahkan dalam penegasan yang terakhir menggunakan dua huruf taukid (yang berfungsi untuk menguatkan pernyataan); huruf "inna" dan "lam".

Lakum, untuk kalian

Allah ciptakan manusia beserta pasangannya itu kemaslahatannya bukan untuk siapa-siapa tapi untuk manusia sendiri. Allah sebagai Penciptanya, maha tahu akan fitrah dan kebutuhannya. Bahwa manusia membutuhkan pasangan untuk melengkapi hidupnya, untuk menyempurnakan separuh agamanya. Nabi Adam 'alaihissalam, saat meni'mati surga yang keni'matannya tiada tara itu, tetap saja merasa ada yang kurang, merasa kesepian tanpa adanya pasangan. Maka Allah menciptakan Hawa sebagai pasangan baginya.

Juga untuk keberlangsungan manusia itu sendiri, agar terus menerus berketurunan. Kita bisa bayangkan, bagaimana kalau tidak ada sistem berpasangan dan berkeluarga ini, tentu dari dulu manusia sudah punah.

Min Anfusikum, dari diri-diri kalian.

 

Allah ciptakan pasangan bagi manusia, bukan dari makhluk lain, tapi dari jenis manusia itu sendiri. Agar tidak merasa asing baginya. Agar dua jiwa itu mudah untuk saling akrab. Karena yang menjadi pasangannya itu bukan siapa-siapa, tapi merupakan belahan jiwanya. Untuk itulah Allah menciptakan Hawa dari bagian tubuh nabi Adam, yaitu tulang rusuknya. Yang bengkok itu. Sehingga menjadi karakter tersendiri bagi perempuan. Agar ia diluruskan secara halus, karena kalau dengan cara yang keras, malah akan menjadi patah. Dan itu bisa kita rasakan -bagi yang sudah berpasangan- bahwa orang yang dulunya tidak kita kenal sama sekali, orang asing, tapi saat ini begitu dekat dan akrab. Andaikan pasangan itu berasal dari makhluk lain, tentu keni'matan jiwa seperti itu tidak akan dapat kita rasakan. Ini anugerah yang sangat besar, maka syukurilah fitrah ini. Janganlah bertindak yang menyalahi fitrah yang telah Allah ciptakan.

Azwajan, pasangan

Meski dari jenis makhluk yang sama, yaitu manusia. Tetapi yang namanya pasangan, tentu saja satu sama lain memiliki hal yang berbeda untuk dapat saling melengkapi.  Misalnya sandal kanan dipasangkan dengan sandal kiri, keduanya saling melengkapi sehingga lengkaplah kebutuhan orang untuk dapat beralas kaki dengan sandal tersebut. Untuk itulah Allah menciptakan sepasang laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki tabiat dan kecendrungan yang berbeda. Banyak sekali fakta tentang tabiat dan kecendrungan yang berbeda dari keduanya yang mesti kita ketahui, dan semuanya semata-mata untuk saling melengkapi dan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Ini adalah fitrah, bahwa "Dia (Allah) menciptakan dua berpasangan, laki-laki dan perempuan." Dalam prakteknya, tentu saja mesti berdasarkan syariat yang telah Ia tetapkan, yaitu pernikahan.

Ini adalah anugerah yang sangat besar, janganlah bertindak menyalahi fitrah. Adanya perkawinan sesama jenis, hanya akan membuat kerusakan dalam kehidupan.

Posisikanlah laki dan perempuan sesuai dengan tabiatnya masing-masing yang berbeda. Perbedaan ini jangan diabaikan, jangan disama-ratakan. Perbedaan ini fitrah, tindakan menyalahi fitrah hanya akan membuat kerusakan. Allah telah menegaskan "Dan tidaklah laki-laki itu sama seperti perempuan".

Litaskunu ilaiha, agar kalian merasa tentram kepadanya

Inilah  tujuan berpasangan atau menikah itu, agar merasa tentram. Potensi sudah Allah sediakan untuk mencapai tujuan itu. Hanya manusia perlu berusaha menghadapi godaan syetan yang selalu ingin mengacaukan hubungan dari keduanya. Maka sepasang suami istri mesti bahu membahu untuk menciptakan ketentraman. Dan perlu diingat, ketentraman itu lahir dari hati. Hati yang selalu ingat kepada Allah. Bukan dari tampilan fisik dan materi kebendaan. "Ketahuilah, dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang". Dua hati seperti itulah yang jika bertaut akan tercapai ketentraman dalam hidup. Oleh karena itu, keduanya mesti lebih banyak disibukan dengan memperbaiki hati, yang mendorongnya untuk tunduk dan patuh kepada Allah. Bukan hanya sibuk merawat fisik -meskipun hal itu perlu untuk menyejukkan mata diantara keduanya-, dan meraih harta benda -meskipun itu diperlukan sebatas menopang hidup di dunia-. Fisik dan harta benda duniawi itu hanyalah rizki dan pemberian dari Allah, yang mesti diterima dengan hati yang ridha dan qona'ah, serta selalu bersyukur atas "sekecil" apapun ni'mat yang diberikan. Sederhananya, meskipun rumah sempit, namun tetap dapat memberi ketentraman dan kenyamanan karena hati yang luas, yang penuh syukur kepada Allah.

Mawaddah wa rahmah, rasa cinta dan kasih sayang

Perhatikanlah, "Dan Dia (Allah) telah menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang". Jadi, rasa cinta dan kasih sayang itu Allah yang menanamkannya dalam hati kedua pasangan yang halal. Meski sebelumnya keduanya merasa asing dan belum ada rasa cinta dan menyayangi, tetapi ketika keduanya disatukan, muncullah perasaan itu. Meskipun kita diberi kebebasan untuk memilih pasangan yang kita sukai untuk menikahinya, tetapi rasa suka sebelum menikah dengan rasa cinta dan kasih sayang yang Allah berikan setelah pernikahan itu tentu amatlah berbeda. Untuk itu, setiap pasangan mesti terus menjaga dan merawat anugerah Allah yang besar ini, karena syetan akan terus berusaha memunculkan kebencian diantara keduanya. Rasa cinta dan kasih sayang yang Allah berikan ini menjadi hal yang sangat menakjubkan dalam kehidupan manusia.

Syekh  Muhammad Thahir bin 'Asyur rahimahullah dalam tafsirnya At-Tahrir wat Tanwir, menyebutkan poin-poin keistimewaan sistem pasangan manusia dan tatanan keluarga ini, yaitu :

1. Adanya sistem berketurunan dalam hidup manusia

2. Sistem keturunan tersebut dihasilkan dari berpasangan, bukan dari dirinya sendiri seperti tumbuhan

3. Pasangan tersebut berasal dari jenis makhluk yang sama, karena jika berasal dari yang berbeda tidak akan dihasilkan keturunan

4. Pasangannya merupakan pasangan yang memiliki kedekatan dan keakraban diantara keduanya, bukan pasangan yang keras dan saling membinasakan seperti halnya katak

5. Adanya rasa cinta dan kasih sayang diantara pasangan

Untuk itu, marilah kita mensyukuri anugerah dan ni'mat yang teramat besar ini.

Wallahu A'lam.

Semoga Allah membimbing kita semua.

Cimahi, 25 September 2020

Muhammad Atim,

Sentuhan Tafsir Al-Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar