Oleh : Muhammad Atim
Islam adalah suatu ajaran yang mengandung sentuhan pendidikan pada manusia sehingga terbentuk karakter pada diri seorang muslim
Alloh
SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan
kepada mereka.” (QS. At-Tahrim: 6).
Ali
ra ketika menafsirkan ayat tersebut berkata:
أَدِّبُوهُمْ، عَلِّمُوْهُمْ
“Ajarkanlah mereka adab (karakter), ajarkanlah mereka ilmu.” (Tafsir Ibnu Katsir,
Jilid 8 hal.167)
Ada tiga hal yang menjadi landasan
dalam pendidikan Islam dalam membangun karakter, yaitu iman sebagai akar, Al-Qur’an sebagai
penghidup ruh, dan Rosululloh saw sebagai teladan utama.
1.
Iman sebagai akar
“Dan siapa yang mencari agama selain
Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi.”[1]
2.
Al-Qur’an sebagai penghidup ruh
Yang diperlukan bagi jasad untuk hidup
adalah ruh. Lalu apa yang diperlukan oleh ruh untuk hidup? Yaitu Al-Qur’an,
sebagai sebuah petunjuk yang telah diturunkan oleh Alloh SWT untuk manusia. “Dan
apakah orang yang sudah mati lalu Kami Hidupkan dan Kami Beri dia cahaya yang
membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah manusia, sama dengan orang yang
berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah
dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka
kerjakan.”[2]
“Wahai orang-orang
yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada
sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah Membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu
akan dikumpulkan.”[3]
Dalam suatu riwayat, Aisyah ra ditanya
tentang akhlaq Rosululloh saw, maka Aisyah menjawab: “Akhlaqnya adalah
Al-Qur’an”.[4]
3.
Rosululloh saw sebagai teladan utama
Alloh SWT berfirman: “Sungguh, telah
ada pada diri Rasululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Alloh.”[5]
Dan Alloh SWT lebih menegaskan lagi, “Dan sesungguhnya engkau (Nabi
Muhammad saw) benar-benar memiliki akhlaq yang agung.”[6]
Manakala
Al-Qur’an telah menjadi pencerah bagi jiwa kita, maka gambaran kongkritnya ada
dalam pribadi Rosululloh saw. Tidak bertemunya kita dengan Rosululloh saw
bukanlah menjadi suatu penghalang agar kita dapat meneladani beliau. Gambaran
kongkrit pribadi beliau itu dapat kita ketahui dari sunnahnya yang telah beliau
wariskan. Maka hadits-hadits beliau yang telah banyak diriwayatkan oleh para
perowi hadits baik hadits yang berupa perbuatan (Fi’liyyah) ataupun yang
berupa perkataan (Qouliyyah) mesti menjadi pedoman dalam pendidikan
akhlaq. Keteladanan beliau adalah lautan yang luas yang tak pernah habis
diselami. Sejarah hidup beliau tidak pernah selesai ditulis karena luasnya
pelajaran yang terkandung di dalamnya. Maka ia selalu menjadi inspirasi yang
tak pernah habis untuk kehidupan kita.
Muhammad
Quthb dalam bukunya Manhaj Tarbiyyah Islamiyyah mengatakan: “Sungguh
pribadi Rosul saw itu bukanlah sebagai teladan dalam suatu zaman, bukan dalam
satu generasi, bukan dalam satu umat, satu madzhab dan satu lingkungan, akan
tetapi sesungguhnya beliau adalah teladan bagi alam semesta (ayat Kauniyyah),
untuk manusia seluruhnya dan untuk generasi-generasi seluruhnya. “Dan tidaklah
Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” “Dan tidaklah Kami
mengutusmu melainkan untuk seluruh manusia, sebagai pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan.”[7]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar