Sabtu, 24 Agustus 2019

3 Landasan Pendidikan Islam Membangun Karakter




Oleh : Muhammad Atim
Islam adalah suatu ajaran yang mengandung sentuhan pendidikan pada manusia sehingga terbentuk karakter pada diri seorang muslim
Alloh SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (QS. At-Tahrim: 6).
Ali ra ketika menafsirkan ayat tersebut berkata:
أَدِّبُوهُمْ، عَلِّمُوْهُمْ
“Ajarkanlah mereka adab (karakter), ajarkanlah mereka ilmu.” (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 8 hal.167)
Ada tiga hal yang menjadi landasan dalam pendidikan Islam dalam membangun karakter, yaitu iman sebagai akar, Al-Qur’an sebagai penghidup ruh, dan Rosululloh saw sebagai teladan utama.
1.      Iman sebagai akar
“Dan siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”[1]   
2.      Al-Qur’an sebagai penghidup ruh
Yang diperlukan bagi jasad untuk hidup adalah ruh. Lalu apa yang diperlukan oleh ruh untuk hidup? Yaitu Al-Qur’an, sebagai sebuah petunjuk yang telah diturunkan oleh Alloh SWT untuk manusia. “Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami Hidupkan dan Kami Beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah manusia, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.”[2]
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”[3]
Dalam suatu riwayat, Aisyah ra ditanya tentang akhlaq Rosululloh saw, maka Aisyah menjawab: “Akhlaqnya adalah Al-Qur’an”.[4]
3.      Rosululloh saw sebagai teladan utama
Alloh SWT berfirman: “Sungguh, telah ada pada diri Rasululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Alloh.”[5] Dan Alloh SWT lebih menegaskan lagi, “Dan sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad saw) benar-benar memiliki akhlaq yang agung.”[6]
Manakala Al-Qur’an telah menjadi pencerah bagi jiwa kita, maka gambaran kongkritnya ada dalam pribadi Rosululloh saw. Tidak bertemunya kita dengan Rosululloh saw bukanlah menjadi suatu penghalang agar kita dapat meneladani beliau. Gambaran kongkrit pribadi beliau itu dapat kita ketahui dari sunnahnya yang telah beliau wariskan. Maka hadits-hadits beliau yang telah banyak diriwayatkan oleh para perowi hadits baik hadits yang berupa perbuatan (Fi’liyyah) ataupun yang berupa perkataan (Qouliyyah) mesti menjadi pedoman dalam pendidikan akhlaq. Keteladanan beliau adalah lautan yang luas yang tak pernah habis diselami. Sejarah hidup beliau tidak pernah selesai ditulis karena luasnya pelajaran yang terkandung di dalamnya. Maka ia selalu menjadi inspirasi yang tak pernah habis untuk kehidupan kita.
Muhammad Quthb dalam bukunya Manhaj Tarbiyyah Islamiyyah mengatakan: “Sungguh pribadi Rosul saw itu bukanlah sebagai teladan dalam suatu zaman, bukan dalam satu generasi, bukan dalam satu umat, satu madzhab dan satu lingkungan, akan tetapi sesungguhnya beliau adalah teladan bagi alam semesta (ayat Kauniyyah), untuk manusia seluruhnya dan untuk generasi-generasi seluruhnya. “Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” “Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan untuk seluruh manusia, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.”[7]


[1] QS. Ali Imron: 85
[2] QS. Al-An’am: 122
[3] QS. Al-Anfal: 24
[4] HR. An-Nasa’i
[5] QS. Al-Ahzab: 21
[6] QS. Al-Qolam: 4
[7] Muhamad Quthb, Manhaj Tarbiyyah Islamiyyah, hal.184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar