Kajian Fiqih Pilihan dari Ringkasan Zadul Ma'ad
Petunjuk Rasulullah ﷺ dalam Wudhu
Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam biasanya berwudhu
untuk setiap kali shalat, dan kadang-kadang melaksanakan beberapa shalat dengan
sekali wudhu. Beliau
berwudhu kadang-kadang dengan satu mud, dua pertiga mud, dan kadang lebih dari itu.
Telah shahih riwayat dari Nabi shallahu ‘alahi
wasallam bahwa beliau berwudhu sekali-sekali, dua kali-dua kali, tiga
kali-tiga kali, dan sebagian anggota dua kali dan sebagiannya tiga kali.
Beliau berkumur-kumur (madhmadhoh) dan memasukkan
air ke hidung (istinsyaq) kadang-kadang dengan sekali cedukan, dua kali cedukan
atau tiga kali cedukan. Beliau menyambungkan antara kumur-kumur dengan
memasukkan air ke hidung, dengan mengambil setengah cedukan untuk mulutnya dan
setengahnya untuk hidungnya, dan tidak mungkin dalam menceduk kecuali seperti
ini.
Tidak terdapat dalam satu riwayat shahih pun memisahkan
antara kumur-kumur dan memasukkan air ke hidung.
Beliau memasukkan air ke
hidung dengan tangan kanan dan mengeluarkannya (istintsar) dengan tangan
kiri. Beliau mengusap seluruh kepalanya, kadang-kadang
memulai dari belakang dengan kedua tangannya, dan kadang-kadang memulai dari
depan, itu adalah makna yang diambil dari hadits orang yang berkata
"beliau mengusap kepalanya dua kali". Yang benar bahwa beliau tidak mengulangi
dalam mengusap kepala.
Tidak shahih darinya dalam satu
hadits pun bahwa beliau menyederhanakan dengan mengusap sebagian kepalanya,
tetapi apabila beliau mengusap ubun-ubunnya, beliau menyempurnakannya ke atas
sorban.
Beliau tidak berwudhu kecuali
berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung, dan tidak terjaga riwayat darinya
bahwa beliau tidak melakukannya sekali pun, begitu pula wudhunya secara
berurutan (tertib) dan menyambungkannya tanpa ada jeda (muwalah) dan beliau
tidak meninggalkan hal itu sekali pun.
Kadang-kadang beliau mengusap kepalanya,
kadang-kadang mengusap di atas sorban dan kadang-kadang pula mengusap di atas
ubun-ubun dan sorban. Adapun mengkhususkan mengusap ubun-ubun saja, tidak
terpelihara riwayatnya dari Nabi shallahu ‘alahi wasallam.
Beliau mencuci kedua kakinya jika
tidak berada pada dua khuf (sepatu menutupi sampai mata kaki) dan dua kaos kaki
(yang menutupi mata kaki), dan mengusap di atas keduanya jika memakainya.
Beliau
mengusap dua telinganya bersamaan dengan kepalanya, mengusap bagian luar
telinga dan bagian dalamnya. Tidak terpelihara riwayat dari beliau bahwa beliau
mengambil air yang baru untuknya (mengusap telinga), hanya riwayat dari Umar
yang shahih tentang itu (mengambil air baru untuk telinga).[1]
Tidak
ada riwayat yang kuat sedikit pun dari beliau bahwa beliau mengusap lehernya.
Tidak ada riwayat yang kuat bahwa beliau berdoa sesuatu pun dalam wudhunya
selain membaca basmalah. Semua dzikir dalam wudhu yang dikatakan darinya adalah
dusta yang diada-adakan, Rasulullah saw tidak pernah mengatakannya, tidak mengajarkan
kepada umatnya.
Telah ditetapkan riwayatnya dari
beliau
membaca basmalah di awalnya dan membaca
:
اَشْهَدُ
أَنْ لَا اِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
semata, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba-Nya dan utusan-Nya."
di akhirnya.[2]
Beliau tidak mengucapkan di awalnya, "nawaitu
rof'al hadats" (aku niat menghilangkan hadats), tidak juga istibahatash
sholah (membolehkan shalat), tidak beliau, tidak juga seorang pun dari
sahabatnya. Tidak diriwayatkan dari beliau satu huruf pun baik hadits shahih
ataupun hadits dhoif.
Beliau tidak pernah melebihi tiga kali (dalam mencuci
anggota wudhu), tidak juga terjaga riwayat dari beliau bahwa beliau melebihi
dua siku dan dua mata kaki.
Rasulullah saw tidak pernah membiasakan mengelap anggota
wudhunya setelah wudhu sekali pun, tidak ada riwayat yang shahih tentang hal
itu, justru riwayat yang shahih menunjukkan kebalikannya.
Bukan
termasuk petunjuknya dituangkan untuknya air setiap kali wudhu. Tetapi
kadang-kadang beliau menuangkan untuk dirinya sendiri, dan kadang-kadang
dibantu oleh orang lain menuangkan untuknya karena suatu kebutuhan. Begitu pula menyela-nyela jari-jari,
beliau tidak membiasakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar