Pada mulanya ilmu ini tersebar dalam kitab-kitab Tafsir
Al-Qur’an ketika menjelaskan kemukjizatannya, begitu pula dalam kitab-kitab syarah
(penjelasan) sya’ir dan naqd (kritik)nya, serta dalam teks-teks pidato
para ahli sastra Arab pada pertengahan abad ke-2 H. Pada saat itu Abu Ubaidah
Ma’mar bin Al-Mutsanna (w.144 H) menulis kitab Majaz Al-Qur’an dan Al-Jahizh
‘Amr bin Bahr (w.344 H) banyak menulis kitab-kitab sastra. Sebagian ilmu ini
juga tersebar dalam kitab-kitab Nahwu seperti Kitab Sibawaih. Tidak ada
yang menulis secara khusus dalam ilmu ini selain pada akhir abad ke-3 H, dimana
Abdullah Al-Mu’taz; khalifah Daulah ‘Abbasiyyah (lahir tahun 247 H, wafat tahun 296 H, beliau
terbunuh saat setelah dibai’at menjadi khalifah, hanya satu hari ia menjabat
sebagai khalifah) menulis buku Al-Badi’, dalam kitab itu ia menuliskan
12 macam ilmu badi’ dan memasukkan Al-Isti’aroh sebagai bagian darinya.
Kemudian datang Syaikh Abdul Qahir Al-Jurjani Al-Asy’ari
Asy-Syafi’i (w.471 H), ia menulis dua kitabnya yaitu Dalail Al-I’jaz dan
Asrar Al-Balagoh, yang pertama adalah kitab tentang ilmu Ma’ani dan yang
kedua tentang ilmu Bayan. Kedua kitab ini adalah karya pertama yang membuat
ilmu Balagoh menjadi ilmu tersendiri dan terpisah dari yang lainnya, hanya saja
keduanya tidak terpoinkan dan tidak sempurna susunannya. Keduanya bagaikan
mutiara yang tercecer yang disimpan oleh pemiliknya untuk kemudian disusun
menjadi suatu kalung oleh pelanjutnya. Maka bersegeralah setelahnya Sirojuddin
Yusuf bin Muhammad bin ‘Ali As-Sikaki Al-Khowarizmi Al-Mu’tazili (lahir tahun
555 H, wafat tahun 626 H) menyusun mutiara-mutiara itu, maka ia menulis bukunya
yang menakjubkan yang diberi nama Miftahul ‘Ulum fii ‘Ulum Al-‘Arabiyyah, ia
meletakkan permasalahan-permasalahan ilmu Balagoh di bagian ketiga darinya yang
merupakan maksud dari karyanya ini, ia menyusunnya dengan metode ilmiah yang
layak untuk dijadikan pengajaran (tadris) dan pengusaan (dobt). Kitab
ini menjadi kitab satu-satunya, yang disarikan dari dua kitab Syekh Abdul Qahir
tersebut dan permasalahan-permasalahan dalam tafsir Al-Kasyaf karya Az-Zamakhsyari,
maka kitab ini menjadi pegangan utama bagi para pelajar untuk ilmu Balagoh ini,
kemudian setelahnya para ahli sastra susul-menyusul mengikutinya dalam menulis
karya-karya dalam ilmu yang mulia ini.
(Diterjemahkan dari kitab Mujaz Al-Balagoh, karya
Syekh Muhammad Thahir Ibnu ‘Asyur)
Muhammad Atim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar