Inspirasi pemuda Ashabul Kahfi (6)
(QS. Al-Kahfi : 19-20)
Oleh : Muhammad Atim
Simak dan download audio kajiannya : di sini
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya
di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka:
"Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)". Mereka menjawab:
"Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain
lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang
perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berhati-hati dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun. Sesungguhnya jika
mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan
batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya
kamu tidak akan beruntung selama-lamanya” (QS. Al-Kahfi : 19-20).
Ketika mereka
bangun dalam kondisi tak ada yang kurang sedikit pun pada diri mereka, mereka
tidak sadar bahwa mereka telah tidur selama 309 tahun. Mereka mengira mereka
telah tidur selama sehari atau setengah hari, hal itu dimungkinkan mereka mulai
tidur di awal siang dan bangun di akhir siang. Tetapi kemudian mereka
mengatakan sebagai sikap penyerahan urusan mereka kepada Allah, "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu
berada (di sini).”
Mereka
segera tertuju kepada makanan dan minuman yang mereka butuhkan. Mereka menyuruh
salah seorang di antara mereka untuk pergi ke kota, yaitu kota Deqsus yang
dahulu mereka tinggalkan, untuk membeli makanan dengan uang perak yang masih
ada pada mereka. Maka perhatikanlah apa yang mereka katakan “dan hendaklah
dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan
itu untukmu.” Ini menunjukkan sikap mereka yang selalu menjaga diri dari
hal-hal yang diharamkan dan senantiasa memilih yang terbaik dalam segala hal.
Sikap seperti inilah yang membuat mereka dijaga oleh Allah.
Selain itu
mereka juga bersikap selalu hati-hati agar tidak salah dalam melangkah. “Dan hendaklah dia berhati-hati dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seseorang pun.” Sikap kehati-hatian
seperti ini sangat diperlukan untuk keselamatan diri dan menjaga jalannya
da’wah yang kita lakukan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Dimana beliau berda’wah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun, setelah itu
dengan terang-terangan, dan beliau pun memiliki markaz-markaz da’wah yang aman.
Semua tindakan da’wah dan jihad beliau lakukan dengan penuh kehati-hatian
sehingga beliau memperoleh kesuksesan.
Para pemuda
Ashabul Kahfi itu sangat menyadari betapa ruginya orang yang murtad,
meninggalkan jalan keimanannya, “Sesungguhnya jika
mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan
batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya
kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”
Salah seorang
dari mereka pun berangkat dengan penuh keheranan melihat keadaan yang sudah
berubah. Ketika ia memberikan uangnya untuk membeli makanan, penjual pun merasa
kaget dan tidak menerima uang tersebut. Lalu banyaklah orang-orang melihat dan
merasa heran terhadap uang tersebut, mereka mengiranya telah mendapatkan harta
karun. Pemuda itu mengelak bahwa uang yang dibawanya adalah dirham yang
digunakan kaumnya. Mereka berkata bahwa itu adalah uang zaman raja Dekianus. Ia
bertanya, “Ada apa dengan Dekianus?” Mereka menjawab, “Ia telah mati beberapa
abad yang lalu.” Ia semakin heran. Ketika ditanya tentang identitas dirinya, ia
menjawab “Aku adalah penduduk kota ini, aku berangkat kemarin malam dan di kota
itu ada Dekianus.” Lalu menceritakan tentang kisahnya kepada mereka. Mereka
semakin heran dan menganggapnya telah gila. Ia berkata, “Berangkatlah bersamaku
ke gua untuk aku perlihatkan kepada kalian sahabat-sahabatku.” Lalu dibawalah
ia ke raja mereka yang beriman dan shaleh, namanya adalah Tedosis. Maka raja
bersama bala tentara dan penduduk negerinya mendatangi gua tersebut. Ketika
para pemuda Ashabul Kahfi mendengar suara mereka, mereka menyangka pasukan
Dekianus yang datang, maka mereka segera melaksanakan shalat. Ketika tiba, raja
dan pasukannya melihat para pemuda itu sedang shalat. Setelah itu mereka
mendatanginya, berbincang-bincang dengan mereka, yang pada akhirnya mereka tahu
bahwa hal itu merupakan tanda kekuasaan yang Allah perlihatkan untuk manusia. Setelah
itu Allah mewafatkan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar