Oleh Muhammad Atim
Semestinya kaum muslimin ini
berjuang dengan penuh semangat dan kesungguhan karena telah memiliki panduan
dan petunjuk hidup. Termasuk tentang kabar-kabar yang akan terjadi di akhir
zaman, semuanya telah disampaikan oleh Rosululloh saw dari sejak beliau berdiri
sampai terjadinya hari kiamat.
Dalam fase sejarah umat Islam,
Rosululloh saw telah mengabarkannya. Bahwa umat Islam akan mengalami lima fase
berikut ini,
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الطَّيَالِسِي، حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ
إِبْرَاهِيْمَ الوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنِي حَبِيْبُ بْنُ سَالِمَ، عَنِ النُّعْمَانِ
بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: كُنَّا قُعُوْدًا فِي الْمَسْجِدِ، وَكَانَ بَشِيْرٌ رَجُلًا
يَكُفُّ حَدِيْثَهُ، فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي فَقَالَ: يَا بَشِيْرَ
بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي الْأُمَرَاءِ؟ فَقَالَ حُذَيْفَةُ : أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ، فَجَلَسَ
أَبُو ثَعْلَبَةَ، فَقَالَ حُذَيْفَةُ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ
النُّبُوَّةِ، فَتَكُوْنُ مَاشَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًّا، فَيَكُوْنُ مَاشَاءَ
اللهُ أَنْ يَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ
مُلْكًا جَبْرِيَّةً، فَتَكُوْنُ مَاشَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ،
ثُمَّ سَكَتَ - رواه أحمد (٤/٢٧٣) رقم ۱٨٥٩٦ -
“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin
Dawud Ath-Thoyalisi, telah menceritakan kepadaku Dawud bin Ibrohim Al-Wasithi,
telah menceritakan kepadaku Habib bin Salim, dari Nu’man bin Basyir ia berkata,
Keadaan kami sedang duduk di masjid, Basyir adalah orang yang menahan
pembicaraannya, maka datanglah Abu Tsa’labah Al-Khusyani, maka ia berkata,
Wahai Basyir bin Sa’d apakah engkau hapal hadits Rosululloh saw tentang para
pemimpin? Maka Hudzaifah berkata, Saya hapal khutbah beliau, maka Abu Tsa’labah
duduk, maka Hudzaifah berkata: Rosululloh saw bersabda: Masa kenabian akan
berlangsung pada kalian sebagaimana Alloh menghendaki untuk berlangsung,
kemudian Dia mengangkatnya apabila Ia berkehendak untuk mengangkatnya, kemudian
akan berlangsung masa Khilafah di atas manhaj kenabian, maka ia berlangusng
sebagaimana Alloh menghendaki untuk berlangsung, kemudian Dia mengangkatnya
apabila Ia berkehendak untuk mengangkatnya, kemudian akan berlangsung kerajaan
yang menggigit (yang diwariskan), maka ia berlangusng sebagaimana Alloh
menghendaki untuk berlangsung, kemudian Dia mengangkatnya apabila Ia
berkehendak untuk mengangkatnya, kemudian akan berlangsung kerajaan yang
diktator, maka ia berlangusng sebagaimana Alloh menghendaki untuk berlangsung,
kemudian Dia mengangkatnya apabila Ia berkehendak untuk mengangkatnya,
kemudian akan berlangsung KHILAFAH DI ATAS MANHAJ KENABIAN.”, kemudian beliau
diam.” (HR. Ahmad, 4: 274, no.18596).
Pertama, Masa kenabian. Telah lewat dengan wafatnya baginda
Rosululloh saw.
Kedua, Khilafah di atas manhaj kenabian. Telah berlalu
dengan genapnya Khulafaur Rosyidin (Kholifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali rodhiyallohu
‘anhum) selama 30 tahun.
Ketiga, Mulkan
‘Adhon (Kerajaan yang menggigit/diwariskan) artinya dalam fase ini masih
diberlakukan syariat Islam, sistem Islam masih diterapkan meski dengan cara
digigit, berbeda dengan masa sebelumnya yang masih dipegang teguh, sehingga
praktek kezholiman pun tak bisa dihindarkan dalam fase ini, meski ada
kholifah-kholifah yang adil seperti Mu’awiyyah, Umar bin Abdul ‘Aziz, Harun
Ar-Rosyid, dll. Fase ini berakhir dengan berakhirnya Kekhalifahan Islam terakhir di
Turki yaitu Khilafah Utsmaniyyah, 3 Maret 1924.
Keempat, Mulkan Jabriyyah (Kerajaan diktator, semena-mena dan penuh kezhaliman). Masa ini
berlangsung hingga saat ini. Tetapi masa ini kita lihat telah menampakkan
tanda-tanda keruntuhannya.
Kelima, Khilafah
di atas manhaj kenabian. Inilah yang ada di hadapan kita, inilah fase yang
mesti bersama-sama kita membangunnya.
_________
Ketika Khilafah Islam Turki Utsmani diruntuhkan tanggal 3 Maret 1924 M di
tangan seorang pengkhianat besar yang dikenal dalam sejarah, Musthofa Kemal. Ia
kemudian menggantinya dengan sistem sekuler. Ia adalah seorang keturunan Yahudi
yang berpura-pura menjadi pejuang Islam. Karena memang Yahudi telah merancang
kehancuran kekhilafahan itu sebelumnya. Untuk itulah Dr. Abdul Halim Uwais
dalam analisisnya terhadap 30 keruntuhan negara Islam, ia berkesimpulan di
akhirnya bahwa kekhalifahan Islam itu ditutup oleh Yahudi.
Sistem sekularisme yang dilahirkan oleh sejarah. Yaitu dari latar belakang
sejarah kediktatoran gereja yang mengatasnamakan agama, yang anti dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Kita tahu bahwa agama kristen yang mereka
atasnamakan adalah agama yang menyimpang dari ajaran Nabi Isa as yang
sebenarnya. Sedangkan di sisi lain umat Islam di pusat kota Baghdad dan
Andalusia sedang berada di mercusuar ilmu pengetahuan.
Tetapi kemudian saat umat Islam telah melemah iman dan akhlaqnya, lalu
masyarakat barat dari kaum yahudi dan kristen yang telah bosan dengan
kesewenang-wenangan gereja dan mulai mempelajari ilmu pengetahuan, hingga
kekhalifahan Islam runtuh, lalu ilmu-ilmu pengetahuan beralih ke tangan mereka,
maka sistem sekularlah yang kemudian diberlakukan dengan menghilangkan peran
agama dari seluruh bidang kehidupan. Sesuai dengan namanya, sekuler yang
berarti memisahkan antara agama dengan negara atau memisahkan antara agama dengan
kehidupan. Maka seiring dengan penjajahan yang dilakukan oleh orang-orang
barat di negeri-negeri muslim, maka wajah dunia dipenuhi dengan sistem sekular.
Bidang-bidang kehidupan umat Islam tak lagi mengikuti aturan-aturan Alloh
tetapi dipaksa mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh manusia yang
berlandaskan hawa nafsu mereka. Dari mulai bidang hukum, politik, sosial,
ekonomi, pendidikan, dst. Sistem sekuler yang disebut oleh Al-Qur’an dengan
sistem Jahiliyyah, karena sistem atau hukum itu hanya dua yaitu hukum Alloh
atau hukum jahiliyyah. “Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan
hukum siapakah yang lebih baik dari pada hukum Alloh, bagi orang-orang yang
yakin.” (QS. Al-Maidah: 50).
Inilah yang digambarkan oleh Rosululloh saw,
ليُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ
عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي
تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
“Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul. Setiap
satu simpul terlepas maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya.
Yang paling awal terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah
simpul shalat,” (HR Ahmad 21139).
Kabar yang beliau sampaikan tersebut telah terjadi di zaman kita saat ini.
Simpul demi simpul ajaran Islam terlepas, berawal dari hukum Alloh yang tidak
diberlakukan dalam negara, sampai berakhir pada pelaksanaan sholat yang
merupakan ajaran dasar, saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin.
Akan tetapi, sistem sekuler yang berjalan sekarang di berbagai negara atau
kekuasaan yang sewenang-wenang (mulkan jabriyyah), ternyata hanya
memunculkan kezhaliman dan kekacauan di berbagai tempat, maka inilah saatnya
kekuasaan ini berakhir dan berganti dengan kekuasaan Islam yang dijanjikan
Rosululloh saw tersebut.
Lalu bagaimanakah cara mendatangkan fase itu?
Rosululloh saw telah memberikan petunjuk kepada kita,
عَنْ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ،
وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ
الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا
إِلَى دِينِكُمْ. (رواه أحمد (٤٩٨٧) وأبو داود (٣٤٦٢) وصححه الألباني في صحيح أبي
داود)
“Dari
Ibnu Umar ra ia berkata, Aku mendengar Rosululloh saw bersabda, “Apabila kalian
telah berjualbeli dengan ‘Inah (kelihatannya jual beli tapi hakikatnya riba),
dan kalian telah condong kepada ekor sapi dan rela dengan bercocok tanam
sedangkan kalian meninggalkan jihad, Alloh meliputi kalian dengan kehinaan, Dia
tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Ahmad
(4987), Abu Dawud (3462), dan dishohihkan oleh Al-Albani dalam Shohih Abu
Dawud).
Kabar itu pun telah terjadi pada umat Islam saat ini,
bahwa sistem ekonomi yang berjalan diliputi dengan sistem riba. Lalu lebih
condong kepada ekor sapi dan bercocok tanam, maksudnya lebih condong kepada
dunia dengan gaya materialismenya. Sedangkan kewajiban jihad ditinggalkan.
Jangankan dilaksanakan, kebanyakan muslimin saat ini ketika mendengar kata
jihad saja sudah berfikir negatif dan menyamakannya dengan terorisme,
seakan-akan anti dengan jihad. Dan telah sangat jauh meninggalkan agama yang
haq ini.
Untuk itulah solusinya adalah dengan kembali kepada agama
Islam dalam semua aspek kehidupan, “Hatta tarji’uu ilaa diinikum.” Solusi
ini sangat jelas. Kita bina diri kita dengan Islam, bina keluarga kita dengan
sistem Islam, kita bangun sistem pendidikan Islam, sistem sosial Islam, sistem
ekonomi Islam, sistem politik Islam, sistem militer Islam, sistem negara Islam,
dst. Karena hanya dengan itulah, kita akan terlepas dari kehinaan yang meliputi
ini, dan akan kita sambut kekhalifahan di atas manhaj kenabian itu. Hasbunallohu
wani’mal wakiil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar