Minggu, 26 Juli 2020

Bahaya belajar hanya dari kitab tanpa guru



Abu Hayyan, penulis kitab tafsir Al-Bahrul Muhith, yang kental dengan analisis kebahasaannya, berkata dalam syairnya, 

يَظُنُّ الْغِمْرُ أَنَّ الْكُتْبَ تَهْدِي أَخَا فَهْمٍ لإِدْرَاكِ الْعُلُومِ
وَمَا يَدْرِي الْجَهُولُ بِأَنَّ فِيهَا غَوَامِضَ حَيَّرَتْ عَقْلَ الْفَهِيمِ
إِذَا رُمْتَ الْعُلُومَ بِغَيْرِ شَيْخٍ ضَلَلْتَ عَنِ الصِّراطِ الْمُسْتَقِيمِ
وَتَلْتَبِسُ الأُمُورُ عَلَيْكَ حَتَّى تَصِيرَ أَضَلَّ مِنْ تُومَا الْحَكِيمِ

“Orang bodoh menyangka bahwa buku-buku itu dapat menuntun
Seseorang menjadi paham dan memperoleh ilmu-ilmu
Orang bodoh itu tidak tahu bahwa di dalamnya terdapat
Kerancuan-kerancuan yang membingungkan akal untuk memahami
Jika kamu menuntut ilmu tanpa guru
Kamu akan tersesat dari jalan yang lurus
Berbagai urusan menjadi samar bagimu
Hingga kamu menjadi lebih sesat dari Tuma Al-Hakim"

Tuma Al-Hakim adalah seseorang yang mempelajari ilmu kedokteran hanya dari buku, tanpa guru. Suatu ketika ia membaca suatu hadits dalam kedokteran Nabi saw,

الحَبَّةُ السَّوْدَاءُ دَوَاءٌ لِكُلِّ دَاءٍ

“Habbatussauda (jintan hitam) itu adalah obat bagi berbagai penyakit.”

Namun dalam buku yang ia baca itu terdapat kesalahan penulisan yaitu tertulis,

الحَيَّةُ السَّوْدَاءُ

Yang berarti “ular yang hitam”. Ia pun menyarankan kepada orang-orang agar memakan ular yang hitam. Ia mengobati orang-orang dengannya, dan mereka pun mati karenanya.

(Muhammad Atim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar