Minggu, 05 Februari 2017

Tak pernah berhenti berharap


@muh_atim

Kondisi sulit yang dihadapi umat Islam saat ini, jangan membuat kita putus harapan. Allah SWT menyiapkan dua kemudahan untuk satu kesulitan. "Fainna ma'al 'usri yusro. Inna ma'al 'usri yusro." Kita perlu menumbuhkan terus gelombang semangat, meski di tengah terpaan badai yang dahsyat. Justru di sebalik terpaan demi terpaan yang dahsyat, ada kemenangan yang dekat, jika kita mampu menjalaninya. Jalan surga itu tak pernah sepi dari terpaan kesulitan, penderitaan, goncangan, sampai dipuncak ujian, ketika dari lisan Rasul dan orang-orang beriman keluar perkataan, "kapankah tiba pertolongan Allah?" Justru saat itulah Allah menegaskan, "ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat!" (Lihat QS. Al-Baqarah : 204).

Rasulullah saw mesti selalu menjadi muara keteladanan. Jejak hidupnya tak boleh lengah untuk menjadi panduan yang ditapaki. Ujian yang dihadapinya dan para sahabatnya, mesti menjadi cermin bagi kita, bahwa apa yang kita alami saat ini, belum seberapa dibanding mereka.

Jika hari ini, hak-hak kita ditekan, aspirasi kita dibungkam, kejujuran kita didustakan, kedustaan mereka dijujurkan, penistaan mereka yang menyayat hati kita dianggap biasa, sedangkan kritik kita yang proporsional dianggap penistaan yang dengan mudah mereka kriminalkan, memang begitulah kondisi umat Islam di bawah kekuasaan musuh, di sepanjang sejarah. Tapi tak seperti itu, jika mereka di bawah kekuasaan Islam. Inilah yang membedakan derajat umat Islam di banding umat lainnya, selalu bersikap adil kepada siapapun. Makanya umat Islam menjadi saksi bagi umat lain di akhirat kelak karena selalu menegakkan keadilan.

Tak perlu risau kita dianggap berbuat makar oleh mereka, karena sesungguhnya merekalah yang selalu berbuat makar. "Ingatlah -kata Allah- ketika orang-orang kafir senantiasa berbuat MAKAR terhadapmu (Rasulullah, termasuk juga umatnya), agar mereka MEMENJARAKANMU, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka berbuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Allah sebaik-baik pembalas makar." (QS. Al-Anfal : 30).

Maka, kita tak boleh berhenti berharap dengan terus menjalani petunjuk Allah, agar kemenangan itu dapat kita raih. Boleh saja ada yang gugur dalam perjuangan ini, karena sesungguhnya Allah berkehendak mengambilnya sebagai syuhada. Kita mesti meyakini kaidah "gugur satu tumbuh seribu", karena sejak awal risalah Islam ini diserukan, bukankah jumlah pemeluknya terus bertambah? Allah berkuasa mendatangkan para tentara-Nya silih berganti, sambung menyambung dalam perjuangan. Karena perjuangan ini bukan tentang siapa di antara makhluk-Nya, tetapi tentang kebenaran yang tak pernah bisa dikaburkan. Sepayah apapun mereka mengaburkan kebenaran, tetaplah kebenaran itu terang benderang, yang malamnya saja bagaikan siang, di mata orang-orang beriman. Dan untuk Sang Maha Hidup, Pemberi pertolongan dan Pelindung sejati, yang membuat perjuangan ini selalu hidup, siapapun pelaku perjuangan tersebut dan kapanpun masanya. Karena dengan mengenali kebenaran, kita akan mengenal para pengembannya, bukan sebaliknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar