Jumat, 09 September 2016

Selalu memilih yang paling baik dan berhati-hati

Inspirasi pemuda Ashabul Kahfi (6)
(QS. Al-Kahfi : 19-20)

Oleh : Muhammad Atim
Simak dan download audio kajiannya : di sini
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berhati-hati dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya(QS. Al-Kahfi : 19-20).
Ketika mereka bangun dalam kondisi tak ada yang kurang sedikit pun pada diri mereka, mereka tidak sadar bahwa mereka telah tidur selama 309 tahun. Mereka mengira mereka telah tidur selama sehari atau setengah hari, hal itu dimungkinkan mereka mulai tidur di awal siang dan bangun di akhir siang. Tetapi kemudian mereka mengatakan sebagai sikap penyerahan urusan mereka kepada Allah, "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).”
Mereka segera tertuju kepada makanan dan minuman yang mereka butuhkan. Mereka menyuruh salah seorang di antara mereka untuk pergi ke kota, yaitu kota Deqsus yang dahulu mereka tinggalkan, untuk membeli makanan dengan uang perak yang masih ada pada mereka. Maka perhatikanlah apa yang mereka katakan “dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” Ini menunjukkan sikap mereka yang selalu menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan dan senantiasa memilih yang terbaik dalam segala hal. Sikap seperti inilah yang membuat mereka dijaga oleh Allah.
Selain itu mereka juga bersikap selalu hati-hati agar tidak salah dalam melangkah. Dan hendaklah dia berhati-hati dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.” Sikap kehati-hatian seperti ini sangat diperlukan untuk keselamatan diri dan menjaga jalannya da’wah yang kita lakukan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dimana beliau berda’wah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun, setelah itu dengan terang-terangan, dan beliau pun memiliki markaz-markaz da’wah yang aman. Semua tindakan da’wah dan jihad beliau lakukan dengan penuh kehati-hatian sehingga beliau memperoleh kesuksesan.
Para pemuda Ashabul Kahfi itu sangat menyadari betapa ruginya orang yang murtad, meninggalkan jalan keimanannya, Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya
Salah seorang dari mereka pun berangkat dengan penuh keheranan melihat keadaan yang sudah berubah. Ketika ia memberikan uangnya untuk membeli makanan, penjual pun merasa kaget dan tidak menerima uang tersebut. Lalu banyaklah orang-orang melihat dan merasa heran terhadap uang tersebut, mereka mengiranya telah mendapatkan harta karun. Pemuda itu mengelak bahwa uang yang dibawanya adalah dirham yang digunakan kaumnya. Mereka berkata bahwa itu adalah uang zaman raja Dekianus. Ia bertanya, “Ada apa dengan Dekianus?” Mereka menjawab, “Ia telah mati beberapa abad yang lalu.” Ia semakin heran. Ketika ditanya tentang identitas dirinya, ia menjawab “Aku adalah penduduk kota ini, aku berangkat kemarin malam dan di kota itu ada Dekianus.” Lalu menceritakan tentang kisahnya kepada mereka. Mereka semakin heran dan menganggapnya telah gila. Ia berkata, “Berangkatlah bersamaku ke gua untuk aku perlihatkan kepada kalian sahabat-sahabatku.” Lalu dibawalah ia ke raja mereka yang beriman dan shaleh, namanya adalah Tedosis. Maka raja bersama bala tentara dan penduduk negerinya mendatangi gua tersebut. Ketika para pemuda Ashabul Kahfi mendengar suara mereka, mereka menyangka pasukan Dekianus yang datang, maka mereka segera melaksanakan shalat. Ketika tiba, raja dan pasukannya melihat para pemuda itu sedang shalat. Setelah itu mereka mendatanginya, berbincang-bincang dengan mereka, yang pada akhirnya mereka tahu bahwa hal itu merupakan tanda kekuasaan yang Allah perlihatkan untuk manusia. Setelah itu Allah mewafatkan mereka.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar